OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keungan Syariah bagi Sanrti di Daerah

Diterbitkan oleh Redaksi pada Rabu, 23 Oktober 2024 14:08 WIB dengan kategori Bisnis Daerah Nasional Pendidikan dan sudah 201 kali ditampilkan

PALANGKARAYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus berupaya mendorong peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah khususnya kepada para santri di Provinsi Kalimantan Tengah dengan menyelenggarakan Edukasi Keuangan Hari Santri yang bertema “Akses Keuangan Inklusif, Wujudkan Masyarakat Produktif.” 

Kegiatan yang digelar sebagai bagian Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Provinsi Kalimantan Tengah 2024 itu dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman.
Agusman dalam sambutannya mengatakan bahwa berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi OJK Tahun 2024, indeks literasi dan inklusi keuangan sebesar 65,43 persen dan 75,02 persen. Angka ini berarti masih banyak masyarakat yang sudah  memiliki akses terhadap layanan keuangan formal, namun tingkat literasi keuangan masih lebih rendah.
“Oleh karena itu, perlu kita lakukan beberapa langkah kiranya yang bisa dilakukan. Pertama, kita harus menjadikan pendidikan keuangan menjadi bagian dari kurikulum pesantren. Jadi, para santri harus diperkenalkan dengan berbagai produk keuangan dan mengenal jasa keuangan supaya bisa lebih bermanfaat dan bisa menjadi pelaku keuangan, terutama yang berbasiskan prinsip syariah untuk kemajuan dan keuangan kita,” kata Agusman.
Untuk itu, Agusman menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator dengan lembaga jasa keuangan dan pondok pesantren untuk meningkatkan pemahaman keuangan masyarakat terutama santri agar dapat dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat sekitar.
Upaya peningkatan literasi keuangan syariah ini juga sejalan dengan masih rendahnya indeks literasi keuangan syariah sebesar yaitu sebesar 39,11 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa semua elemen masyarakat harus bekerja keras untuk lebih memahami konsep syariah ini, termasuk juga melakukannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita bisa meningkatkan tadi angka-angka literasi dan inklusi keuangan kita dari segi syariah tersebut,” tambah Agusman.
Agusman juga memaparkan berbagai program inisiatif OJK yang bertujuan untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah Indonesia, antara lain program Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (Sakinah), Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS), Program Indonesia Syariah Finansial Olympiad, serta Forum Edukasi dan Temu Bisnis Keuangan Syariah (FEBIS).

Pj. Walikota Palangka Raya Hera Nugrahayu dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada OJK atas terlaksananya kegiatan edukasi santri hari ini dan berharap agar kegiatan ini dapat memberikan dampak signifikan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat Palangka Raya.
“Dengan terselenggaranya kegiatan ini, kami berharap bisa memberikan akses yang lebih luas untuk semua produk layanan keuangan pada masyarakat sehingga bisa meningkatkan kapasitas usaha dan meraih kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup kesejahteraan kita semua. Besar harapan kegiatan ini dapat memberikan dampak signifikan buat masyarakat,” kata Hera.
OJK berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan literasi keuangan dan terlibat aktif dalam membuka akses keuangan yang merata, sehingga tercipta masyarakat yang mandiri secara finansial dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan seremonial Program Strategis Literasi dan Inklusi Keuangan di Kalimantan Tengah, antara lain:
1.    Penyerahan secara simbolis produk keuangan syariah kepada 2 perwakilan Pondok Pesantren di Kota Palangka Raya oleh PT Bank Syariah Indonesia Cabang Palangka Raya dan PT Pegadaian Syariah Cabang Palangka Raya dalam rangka implementasi program Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS);
2.    Komitmen bersama implementasi GENCARKAN (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan) oleh Lembaga Jasa Keuangan di Provinsi Kalimantan Tengah;
3.    Pengumuman pemenang rangkaian Lomba Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga terdapat sesi edukasi keuangan syariah dan waspada investasi serta pinjaman online ilegal kepada 550 santri yang hadir offline dan 500 santri secara online dari 14 Pondok Pesantren di Kalimantan Tengah.
Selama periode BIK Tahun 2024 sejak awal September sampai 18 Oktober 2024, di Provinsi Kalimantan Tengah telah dilaksanakan sebanyak 15 kegiatan yang telah dilaksanakan oleh OJK bersinergi dengan seluruh stakeholders, mencakup kegiatan edukasi keuangan, rangkaian lomba dan bazar UMKM dengan peserta sebanyak 12.133 orang. 
Adapun capaian inklusi keuangan, terdapat penambahan 24.255 rekening dengan nominal sebesar Rp1,78 triliun pada sektor perbankan, penambahan 52.001 rekening dengan nominal sebesar Rp543,96 miliar pada sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), penambahan 140 Single Investor Identification (SID), serta business matching sebesar Rp597 juta transaksi UMKM.

***
Informasi lebih lanjut:
Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi – M. Ismail Riyadi
Telp. (021) 29600000; Email: [email protected]